Sobat Nambah Tau, ini adalah sekilas tokoh yang Sodaqoh nya luar biasa untuk bangsa Indonesia.Sebelum dia hanya akan menjadi kenangan (sebagian besar tokoh meninggal dulu baru di puja). Sobat bisa membaca apa saja yang terekam yang beliau lakukan selama ini, yang sampai sekarang masih bisa kita lihat kegiatan beliau dalam Maiyah, Kenduri Cinta, Mocopat Syafaat dsb
Muhammad Ainun Nadjib, Perpaduan antara kedahsyatan dengan
kelembutan. Pengayom sebuah bangsa yang yatim, Pengayom Rakyat
Tertindas.
Tulisan ini sama sekali bukan
untuk me-monumen-kan Muhammad Ainun Nadjib, karena haram hukumnya mabuk
pada seseorang. Ketika saya menulis tentang Cak Nun, Gus Dur, Gus Mus,
atau yang lainnya, harapan saya adalah untuk dijadikan uswatun hasanah.
Pada suatu pengajian Cak Nun di Demak, tiba-tiba ada seorang remaja
naik ke atas panggung. Dengan sigap, panitia acara lantas mengusir
remaja laki-laki gila tersebut, karena panitia dan masyarakat sekitar
tahu bahwa remaja laki-laki tersebut memang terkenal gila betulan.
Di saat ribuan orang menganggapnya gila, hanya satu orang yang mau
menyapa hatinya. Cak Nun memanggil remaja laki-laki gila tersebut untuk
kembali ke atas panggung. Di saat ribuan orang menganggapnya seperti
virus penyakit sehingga harus dijauhi, bahkan kalau perlu diludahi kalau
nekat mendekat, Cak Nun langsung mendekap tubuh bocah kesepian
tersebut.
Bocah tersebut pun sangat kaget, karena di dunia ini
masih ada orang yang mau menyapa hatinya, bahkan memeluk tubuhnya. Tanpa
ada rasa jijik sedikitpun. Tanpa ada rasa malu sedikitpun. Sosok
berbaju putih tersebut justru memeluknya semakin mesra dan menatap
ribuan jama’ah sambil tersenyum. Seolah Cak Nun ingin bilang pada
masyarakat Demak, “Ini salah satu anakku.”
Remaja laki-laki itu
memang bocah kesepian. Namanya Edy Setiawan. Sudah yatim-piatu, dianggap
orang gila pula. Hidup sebatang kara di dunia ini. Tidak ada yang mau
menjadi temannya. Mungkin kalau ia mendekati teman-teman sebayanya, ia
akan dipukuli agar takut mendekat lagi. Mungkin kalau ia duduk-duduk di
warung makan, ia akan langsung diberi krupuk dan diusir.
***
Seorang Muhammad Ai(nun) Nadjib memang manusia berlian. Hati beliau
bening, mengkristal indah, dan bisa memancarkan cahaya kasih sayang.
Meski luar biasa “mahal”, seorang Cak Nun tidak risih bercengkrama
dengan rakyat jelata, bahkan mau memeluk orang gila.
Meski diakui kadar intelektualitas
nya oleh profesor-profes
or dari negara maju di Eropa Barat, Cak Nun mau mendidik orang-orang di
perdesaan yang mungkin kebanyakan hanya tamatan wajib belajar 9 tahun.
Bercengkrama semalam suntuk. Mendengarkan keluh kesah. Membesarkan hati.
Selama 20 tahun keliling Indonesia tanpa henti. Sudah “jalan kaki” ke
lebih dari 1.300 desa di 28 provinsi.
Cak Nun tidak mengenal gengsi seperti kebanyakan diri kita. Meski sering keliling dunia di empat benua, bertemu petinggi-peting
gi negara dan pemuka agama taraf internasional, beliau mau berteman
akrab dengan kuli-kuli gendong di pasar. Meski sahabat seorang raja
(Sultan HB X), beliau tetap mau kumpul-kumpul cekakakan dengan para
preman dan para tukang becak.
Meski sangat ditakuti Pak SBY yang
konon mengaku seorang presiden, beliau mau menerima telepon dari seorang
gelandangan. Beliau tidak risih, bahkan bergembira, mendengar “laporan”
pemuda pengangguran 35 tahun yang berlagak intelijen tentang situasi
demo di depan DPR.
Meski di-kiyai-kan oleh para kiyai, Cak Nun
tetap mau mengadakan pengajian khusus untuk para pelacur di beberapa
tempat. Tidak pernah memvonis masuk neraka, tapi untuk membesarkan hati.
Para pembaca tulisan saya ini yang dari kalangan pesantren pasti akrab
dengan dua adagium ini: Kalau tidak bisa mempebaiki, jangan menambah
kerusakan. Menghindari mudharat lebih diutamakan daripada mengharapkan
manfaat.
Kalau diri kita tidak bisa menolong para pelacur untuk
keluar dari lembah hitam, diri kita jangan juga lantas memutus harapan
para pelacur dari kasih sayang Allah. Ingin tampak lebih gagah dan lebih
suci? Hanya orang yang tidak gagah dan tidak suci yang butuh pengakuan.
Jangankan membutuhkan pengakuan, bahkan beliau senang menutupi aneka
kebesaran yang sudah melekat pada dirinya sendiri. Sekalipun keturunan
Imam Zahid, tapi tidak mau dipanggil “gus”. Perlu para pembaca tahu,
Imam Zahid itu sahabat Hadratusyeikh Hasyim Asy’ari, sama-sama santri
kinasihnya Syaihkona Kholil Bangkalan. Tak heran pula Gus Dur sangat
menyayangi Cak Nun, demikian pula sebaliknya.
***
Ketika seorang presiden “menasionalisas
i” Lumpur Lapindo, bahkan menyebutnya sebagai bencana alam, akhirnya
Cak Nun yang pasang badan untuk 11.800 keluarga korban. Cak Nun sendiri
yang menelpon Ibu Rosmiyah Bakrie, meminta agar anaknya mau menyantuni
puluhan ribu warga Sidoarjo, meski pengadilan telah menyatakan
perusahaan anaknya tidak bersalah.
Ketika bentrokan antara
perusahaan budidaya udang dengan petambak udang di Tulangbawang sudah
memuncak, hingga menewaskan tiga orang dan membuat cukup banyak orang
luka-luka, Cak Nun tampil menengahi kedua pihak. Beliau pun meminta
diadakannya perubahan paradigma pemerintahan kabupaten Tulangbawang dan
pembenahan pada tingkat elit perusahaan. Alhasil, selang beberapa waktu,
kedua pihak tersebut tidak hanya rukun, tapi juga semakin sejahtera.
Perusahaan budidaya udang semakin laba, para petambak udang semakin
sejahtera.
Tentu masih banyak cerita heroik lainnya. Lalu, demi pamrih apakah Cak Nun tampil dimana-mana? Popularitas? Uang?
Jika Anda menganggap perjuangan seorang Muhammad Ainun Nadjib untuk
materi dunia, pasti Anda ditertawakan Pak Harto. Sedikit cerita,
sejengkel-jengk
elnya Pak Harto pada kritikan pedas Cak Nun
terkait jalannya Orde Baru, Pak Harto tidak bisa memenjarakan beliau.
Pak Harto sangat tahu bahwa beliau tulus orangnya.
Satu-satunya
orang yang berani “kurang ajar” pada Pak Harto hanya Cak Nun—semisal
lingguh jigang atau berambut gondrong saat di istana—dan Pak Harto tidak
bisa marah. Ketika Cak Nun bilang kepada Pak Harto untuk segera mandeg
pandhito, Pak Harto hanya diam tersenyum dan mengangguk. Sebab Pak Harto
tahu Cak Nun kalau ngomong sesuatu bukan untuk dirinya sendiri.
Diiming-imingi saham perusahaan, Cak Nun menolak. Ditawari jabatan
menteri pada 1980-an, Cak Nun juga menolak.
Semua perjuangan
ikhlas demi rakyat. Orang bisa berbohong dan berhasil membohongi banyak
orang, tapi tidak akan bisa bertahun-tahun.
Level penipu ulung sekalipun. Sebab manusia digariskan tidak akan tahan menjadi bukan dirinya sendiri lama-lama. Ini rumusnya.
Seorang Muhammad Ainun Nadjib mampu mengayomi rakyat 20 tahun lamanya,
tanpa pernah meminta upah seperser pun. Dari 20 tahun lalu hingga detik
ini beliau tidak pernah berubah. Selalu mengayomi rakyat.
Ketika
dulu masih muda, setelah shalat di mushola, beliau mendapat suatu ilham.
Tanpa pikir panjang, beliau segera menelpon saudara-saudara
nya
di Jombang. Minta dicarikan empat orang yang sangat miskin tapi
akhlaknya baik malam itu juga. Sebab besok paginya beliau akan mengirim
uang ke Jombang, untuk ongkos naik haji keempat orang tersebut.
Tetap saja begitu hingga sekarang. Beliau tetap sering mengirimkan uang
ke banyak orang miskin. Entah untuk ongkos naik haji, entah untuk modal
usaha bikin warung kelontong, entah untuk beasiswa, dan sebagainya.
Apakah persediaan uang tersebut ada dengan jalan meminta? Atau mengajukan proposal? Tidak pernah sekalipun.
Dulu Cak Nun pernah akan diberi cek dengan nominal Rp. 3.000.000.000,0
0 (tiga miliar rupiah) oleh seorang pengusaha, tapi cek tersebut
langsung disobek beliau. Sekadar info, menyobek cek itu aslinya tidak
apa-apa, karena uangnya tetap utuh di dalam brangkas bank. ”Kalau ketemu
saya lagi, mending ditraktir makan saja,” kata beliau sambil tersenyum.
Ciri-ciri pejuang sejati adalah mampu menghidupi perut dan idealisme
dirinya sendiri. Ciri-ciri pejuang sejati adalah mampu menolong orang
lain dengan hasil kerja keras dirinya sendiri.
***
Indonesia
ibaratnya adalah sebuah kapal yang panjangnya 12,5 kilometer. Kapal
raksasa ini mempunyai 39 rusuk. Ada sekitar 15 rusuk yang sudah retak,
dan sungguh kapal ini tinggal menunggu waktu untuk tenggelam, kalau
tidak diperbaiki. Apalagi empat dari lima ruangan utama kapal ini sudah
hancur.
Mungkin tidak dalam waktu dekat. Tapi, yang jelas, suatu
hari Indonesia akan mendatangi kesejatian, karena kepalsuan bersifat
sementara dan kegelapan bersifat menghancurkan. Indonesia mau tidak mau
akan mengikuti kesejatian, sebab hanya kesejatian yang memiliki
perspektif masa depan cerah.
Tulisan ini sama sekali bukan untuk
me-monumen-kan Muhammad Ainun Nadjib, karena haram hukumnya mabuk pada
seseorang. Ketika saya menulis tentang Cak Nun, Gus Dur, Gus Mus, atau
yang lainnya, harapan saya adalah untuk dijadikan uswatun hasanah.
Jika kita menjadikan “Cak Nun” sebagai kata kerja yang cair dan
dinamis, bukannya sebagai kata benda yang padat dan statis, maka beliau
akan bernasib sama dengan Bung Karno dan Gus Dur kelak. Tidak ada
manusia yang hidup abadi, tapi dengan suatu mekanisme cinta, beliau akan
bisa tetap selalu hidup...di hati kita.
Saya tidak berani
berharap apa-apa pada Indonesia. Bangsa ini memang tidak butuh
Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, maupun Muhammad
Ainun Nadjib, karena ketiganya manusia yang agung.
Suatu hari, karena tidak kuat membayar ustadz yang muda, ganteng dan
terkenal, akhirnya para TKW di Hong Kong meminta Cak Nun yang datang. Di
luar dugaan, Cak Nun hanya mau dengan tiga syarat; (1) Tidak mau
dibayar, (2) tidak perlu dijemput di bandara, dan (3) tidak mau tidur di
hotel.
Akhirnya, Cak Nun terbang ke Hong Kong dengan kocek
sendiri, menuju lokasi naik bus, dan istirahat malam di rumah inap
biasa. Ketika ditanya para TKW Hong Kong kenapa sampai berbuat demikian,
beliau menjawab, “Aku datang sebagai bapakmu.”
Muhammad Ainun Nadjib. Perpaduan antara kedahsyatan dengan kelembutan. Pengayom sebuah bangsa yang yatim.
Kamis, 13 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2014
(171)
-
▼
November
(89)
- Kenyataan Hidup yang Harus Kamu Terima Sebelum Mas...
- Juara Umum AARM, Kopassus Bikin 'Ngeri' Negara Tet...
- Cerita Juara Tinju Dunia Selalu Terima Tamu Orang ...
- Kumpulan Foto Yang Diambil 1 Detik Sebelum Kematian
- Ayam nya Santri
- Cinta Setengah Jarrah
- Inilah Hijaber Tersohor dengan Segudang Prestasi
- Rustono, Juragan Tempe di Negeri Sakura
- Kisah Blake Ross, Pencipta Browser Firefox
- Berapa Lama Sebaiknya Anak Bermain Video Game?
- Bunuh Kanker dengan Daun Sirsak
- Kisah Nasrudin Hoja (part 4)
- Orang Minder Wajib Baca Ini
- Kini Aku Beri Somasi: Nikahi Aku atau Kita Putus
- Mengapa Orang Indonesia Sulit Bilang Sayang dan Ci...
- 5 Sayuran Obat Herbal Alami
- Berinteraksi di Taman Membuat Anak Lebih Cerdas
- Melamar Anak Kiyai
- Memukul dan Tidak Bermusuhan
- MANUSIA BERHADAPAN DENGAN ENAM PERSIMPANGAN
- Negara Barat Berbalik Akui Palestina
- Kisah Nasrudin Hoja (part 3)
- KISAH NYATA : MERAIH SUKSES KARENA GEMAR MENYANTUN...
- Ini Rahasia Cantik Rambut Wanita Jepang
- Foya-foya Saat Kaya, Jatuh Miskin Tewas di Dasar S...
- Penting! Cara Membedakan Es dari Air Mentah atau A...
- Menjernihkan Minyak Goreng Bekas
- Peluang Usaha Ada di Mana-mana
- Kisah Nasrudin Hoja (part 2)
- BANTULAH ORANG YANG TERZALIMI
- Pedagang
- Begini Jadinya Jika Pasukan Gegana dari Madura
- Permen Itu Masih Terasa di Mulutku
- Kisah Nasrudin Hoja
- Ini Sisi Positif Saat Anda Dilanda 'Badmood'
- Deteksi Potensi Kanker Mata pada Bayi Melalui Ponsel
- Hati-hati! Pemakaian Lensa Kontak Dapat Berujung K...
- Pasta Gigi dengan Pemutih Ternyata Tidak Bermanfaat
- Permohonan si Miskin dan si Kaya
- Umur 20-an? Sobat Wajib Baca Ini!
- Mereka yang tetap Berjuang
- Breanna, bocah populer karena foto narsisnya
- 9 MANFAAT TIDUR MIRING KE KANAN
- Agar Apel Kupas Tak Berwarna Kecoklatan
- Ketika Karang Gigi Tak Kunjung Dibersihkan, Ini ya...
- Ini Pertanyaan Paling Susah Menurut Tri Rismaharini
- Sayyidina Ali dan Seorang Tua Nasrani
- Penting! 5 Cara Melatih Otak Anda
- AWAS!!! JEBAKAN TOILET MALL
- Penanda Halaman Hati
- Rahasia Hati Wanita
- Meningkatkan Otot dengan Berlari
- Perut Rata Bukan Sekedar Impian lLho
- Kisah Penyesalan Seorang Bankir Sukses
- Desain Cermin Unik
- Iklan Berkendara Kreatif
- Pertanyaan Cucuku Saja Tak Mampu Kujawab, Apalagi ...
- Aku Jatuh Hati Pada Indonesia - Emha Ainun Najib
- Risma: Cukup Scan Sidik Jari, Tak Perlu Kartu-kartu
- Cerita Kue
- Bukan Buah Biasa
- Kisah Ulama 15 Tahun Pura-pura Tuli
- Perbedaan Wanita China, Jepang dan Korea
- Keindahan Puncak B29 Lumajang
- Asesori
- TPA Pesawat Terbesar di Dunia
- Pemuda-pemudi Indonesia, Bangun Pertanian Bangsamu!
- Ada apa dengan daun Kelor?
- BERLIAN YANG TERSEMBUNYI
- Mengenali Penyakit Diabetes Lewat Deteksi 7 Tanda ...
- Empat Hal Baik dan Yang Lebih Baik
- Kreasi Ban Bekas
- 5 Penyesalan yang Paling Sering Dirasakan Orang di...
- TUKANG ABU GOSOK BERUSIA 103 TAHUN BERJUALAN KELILING
- Sampah Cantik 2
- Bila Anda Ditipu Saat Belanja di Singapura, Ini Ti...
- KORUPTOR CHINA IRI DENGAN KORUPTOR INDONESIA
- Cerita di balik porsi nasi padang
- Lampu Meja
- Bagai Semut Mati Dalam Gula
- INILAH BEDANYA ANTARA DOA IBU DAN DOA ANAK
- Sampah Cantik
- Pindad produksi 150 senapan SPR 2 buat Kopassus, d...
- Cerita tentang Kasih Sayang Ibu
- Fesyen Tanah Air Tersebar dari Amerika Hingga Timu...
- Jam Dinding Kreatif
- Kisah Sedekah Salah Alamat
- LAPORAN CICAK KEPADA MALAIKAT
- Klip Kreatif Penanda Halaman
-
▼
November
(89)
0 komentar:
Posting Komentar