Meskipun Allah SWT telah menjamin rezeki,
namun kita diperintahkan untuk bekerja dan berusaha. Seperti yang
dilakukan Nur Hali, seorang Kakek berusia 103 tahun, masih
mau menunjukkan kerja keras dengan berjualan keliling. Dengan gerobak
kayu yang reot, setiap hari dia harus menarik gerobaknya dengan susah
payah. Dia tak mau bergantung kepada orang lain meski nafasnya
tersengal-sengal.
Suatu siang yang panas, saya berhasil
menemukan Engkong Nur Hali, si penjual abu gosok yang sudah
berbulan-bulan saya cari. Istriku lebih beruntung, sebab bulan lalu
bertemu dengannya di pinggir jalan dan mentraktir makan siang. Saya tak
mau kalah, sebab saya lebih mengenalnya dari 10 tahun lalu. Bagi saya,
ini bukan nostalgia biasa.
“Engkong nggak mau nyusahin
anak-cucu. Dia juga punya kebutuhan. Selagi Engkong masih kuat menarik
gerobak, Engkong harus bekerja sendiri,” katanya perlahan kepada Admin
Tasawuf Underground (TU).
Tubuhnya yang bungkuk melepas lelah
dengan duduk di tepi jalan, berlindung dari terik matahari. Keringatnya
yang bercucuran di usap-usap perlahan dengan handuk kecil yang kumal,
dengan tangan yang agak gemetar. Namun, matanya masih cukup awas untuk
menghindari laju kendaraan, meskipun pandangannya kadang kabur.
Pendengarannya masih normal, meskipun nada bicaranya agak pelan. Dia
masih bisa mendorong gerobak, meskipun berjalan pelan dan
tertatih-tatih.
“Engkong tinggal sama saya saja ya, nggak usah kerja,” pintaku.
“Engkong nggak mau bikin susah. Kalau Engkong nganggur malah bisa sakit. Badan pegel-pegel,” katanya polos.
Kakek kelahiran tahun 1911 ini memiliki ingatan yang tajam. Dia seumur
dengan Revolusi Xinhai, Pemberontakan Wuchang 1911 pada waktu dinasti
Qing berkuasa di negeri Cina. Dia lahir sebelum republik Indonesia ini
berdiri, sebelum ada kerajaan Malaysia, apalagi Singapura. Dia lahir di
tahun yang sama dengan Abendanon menerbitkan surat-surat R.A. Kartini
dengan judul "Door Duisternis Tot Licht ". Dia lahir setahun sebelum KH
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta. Jauh sebelum Sumpah
Pemuda (1928) dicanangkan, Kekek Nur Hali sudah berjualan abu gosok di
Jakarta dan sekitarnya.
Kakek ini sebenarnya memiliki 7 anak
dan 12 cucu. Meskipun beberapa kali anaknya melarangnya berjualan, tapi
dia tetap melakukannya. Dia tak mau menyusahkan orang lain. “Engkong
nggak bisa ngasih warisan buat anak-cucu, jadi nggak mau bikin repot
orang.”
“Apa Engkong nggak capek?” tanya Admin TU.
“Ya capek juga. Tapi, ini kudu dijalanin. Engkong ikhlas,” jawabnya.
“Memangnya, kalau Engkong nggak jualan abu gosok, capek-capek narik gerobak, nggak ada yang kasih makan?” tanya Admin TU lagi.
“Ya pasti saja ada yang kasihan. Tapi, nggak enak rasanya makan dari
belas-kasihan orang. Kita kudu kerja sendiri. Ora baik makan dari
minta-minta.”
Jika Anda kebetulan tinggal di daerah Ciputat,
Pamulang, Cilandak, Depok dan Sawangan, mungkin masih bisa melihat kakek
tua ini. Sebab di wilayah inilah biasanya beliau mengukur jalan, di
antara beton-beton pembangunan, di atas bara panas aspal jalanan. Di
antara wajah-wajah angkuh di balik roda zaman. Biasanya Engkong Nur
Hali keluar rumah dari setelah subuh. Dia tinggal di gubuk reot, dekat
empang di kampung Cireundeu, belakang paska sarjana UIN Jakarta.
Menurut Engkong, kini penghasilan dari berjualan abu gosok tak seperti
dulu. Kini sudah jarang orang mencuci piring menggunakan abu gosok.
“Tapi, Engkong nggak punya keahlian lain. Ya, namanya rezeki, sudah ada
yang atur. Tetap saja ada yang beli. Engkong masih hidup sampai
sekarang,” tuturnya sambil mengipas-ngipas kepalanya dengan koran bekas.
Sayangnya jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, saya harus bergegas
menjemput anakku dari sekolah. Saya ucapkan salam untuknya dan mencium
tangannya yang keriput.
“Terima kasih Tong! Main ke rumah saja nanti ya,” katanya sambil mengusap kepalaku.
“Siap, Kong!!!”
Saya jadi ingat nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w.h. Kalimat
yang mudah dipahami tapi sukar sekali dijalani. Sayyidina Ali: “Engkau
mencari rezeki Allah dari sisi selain-Nya. Engkau merasa hal itu akan
membuatmu aman dari waktu dan kemalangan. Engkau bisa percaya pada
jaminan orang lain meskipun ia kafir, tapi engkau tak percaya pada
jaminan rezeki yang diberikan oleh Allah. Engkau nampaknya tak membaca
apa yang tertulis dalam Kitabullah (Al-Quran) mengenai rezeki, sehingga
imanmu lemah dan goyah dalam memercayai janji Allah SWT.”
Oleh Halim Ambiya
BY tswfndrgrnd
Selasa, 11 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2014
(171)
-
▼
November
(89)
- Kenyataan Hidup yang Harus Kamu Terima Sebelum Mas...
- Juara Umum AARM, Kopassus Bikin 'Ngeri' Negara Tet...
- Cerita Juara Tinju Dunia Selalu Terima Tamu Orang ...
- Kumpulan Foto Yang Diambil 1 Detik Sebelum Kematian
- Ayam nya Santri
- Cinta Setengah Jarrah
- Inilah Hijaber Tersohor dengan Segudang Prestasi
- Rustono, Juragan Tempe di Negeri Sakura
- Kisah Blake Ross, Pencipta Browser Firefox
- Berapa Lama Sebaiknya Anak Bermain Video Game?
- Bunuh Kanker dengan Daun Sirsak
- Kisah Nasrudin Hoja (part 4)
- Orang Minder Wajib Baca Ini
- Kini Aku Beri Somasi: Nikahi Aku atau Kita Putus
- Mengapa Orang Indonesia Sulit Bilang Sayang dan Ci...
- 5 Sayuran Obat Herbal Alami
- Berinteraksi di Taman Membuat Anak Lebih Cerdas
- Melamar Anak Kiyai
- Memukul dan Tidak Bermusuhan
- MANUSIA BERHADAPAN DENGAN ENAM PERSIMPANGAN
- Negara Barat Berbalik Akui Palestina
- Kisah Nasrudin Hoja (part 3)
- KISAH NYATA : MERAIH SUKSES KARENA GEMAR MENYANTUN...
- Ini Rahasia Cantik Rambut Wanita Jepang
- Foya-foya Saat Kaya, Jatuh Miskin Tewas di Dasar S...
- Penting! Cara Membedakan Es dari Air Mentah atau A...
- Menjernihkan Minyak Goreng Bekas
- Peluang Usaha Ada di Mana-mana
- Kisah Nasrudin Hoja (part 2)
- BANTULAH ORANG YANG TERZALIMI
- Pedagang
- Begini Jadinya Jika Pasukan Gegana dari Madura
- Permen Itu Masih Terasa di Mulutku
- Kisah Nasrudin Hoja
- Ini Sisi Positif Saat Anda Dilanda 'Badmood'
- Deteksi Potensi Kanker Mata pada Bayi Melalui Ponsel
- Hati-hati! Pemakaian Lensa Kontak Dapat Berujung K...
- Pasta Gigi dengan Pemutih Ternyata Tidak Bermanfaat
- Permohonan si Miskin dan si Kaya
- Umur 20-an? Sobat Wajib Baca Ini!
- Mereka yang tetap Berjuang
- Breanna, bocah populer karena foto narsisnya
- 9 MANFAAT TIDUR MIRING KE KANAN
- Agar Apel Kupas Tak Berwarna Kecoklatan
- Ketika Karang Gigi Tak Kunjung Dibersihkan, Ini ya...
- Ini Pertanyaan Paling Susah Menurut Tri Rismaharini
- Sayyidina Ali dan Seorang Tua Nasrani
- Penting! 5 Cara Melatih Otak Anda
- AWAS!!! JEBAKAN TOILET MALL
- Penanda Halaman Hati
- Rahasia Hati Wanita
- Meningkatkan Otot dengan Berlari
- Perut Rata Bukan Sekedar Impian lLho
- Kisah Penyesalan Seorang Bankir Sukses
- Desain Cermin Unik
- Iklan Berkendara Kreatif
- Pertanyaan Cucuku Saja Tak Mampu Kujawab, Apalagi ...
- Aku Jatuh Hati Pada Indonesia - Emha Ainun Najib
- Risma: Cukup Scan Sidik Jari, Tak Perlu Kartu-kartu
- Cerita Kue
- Bukan Buah Biasa
- Kisah Ulama 15 Tahun Pura-pura Tuli
- Perbedaan Wanita China, Jepang dan Korea
- Keindahan Puncak B29 Lumajang
- Asesori
- TPA Pesawat Terbesar di Dunia
- Pemuda-pemudi Indonesia, Bangun Pertanian Bangsamu!
- Ada apa dengan daun Kelor?
- BERLIAN YANG TERSEMBUNYI
- Mengenali Penyakit Diabetes Lewat Deteksi 7 Tanda ...
- Empat Hal Baik dan Yang Lebih Baik
- Kreasi Ban Bekas
- 5 Penyesalan yang Paling Sering Dirasakan Orang di...
- TUKANG ABU GOSOK BERUSIA 103 TAHUN BERJUALAN KELILING
- Sampah Cantik 2
- Bila Anda Ditipu Saat Belanja di Singapura, Ini Ti...
- KORUPTOR CHINA IRI DENGAN KORUPTOR INDONESIA
- Cerita di balik porsi nasi padang
- Lampu Meja
- Bagai Semut Mati Dalam Gula
- INILAH BEDANYA ANTARA DOA IBU DAN DOA ANAK
- Sampah Cantik
- Pindad produksi 150 senapan SPR 2 buat Kopassus, d...
- Cerita tentang Kasih Sayang Ibu
- Fesyen Tanah Air Tersebar dari Amerika Hingga Timu...
- Jam Dinding Kreatif
- Kisah Sedekah Salah Alamat
- LAPORAN CICAK KEPADA MALAIKAT
- Klip Kreatif Penanda Halaman
-
▼
November
(89)
0 komentar:
Posting Komentar