Kamis, 13 November 2014

Ada apa dengan daun Kelor?


Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Achmad Yulianto mengatakan, investor asal Spanyol berminat untuk membeli daun kelor dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan beberapa orang dari Spanyol sudah datang langsung ke NTT.

"Beberapa waktu lalu, ada dua utusan dari Spanyol datang ke NTT. Mereka melihat langsung tanaman kelor di daratan Timor dan berminat untuk membeli dalam jumlah banyak," kata Brigjen TNI Achmad Yulianto di Kupang, seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/6).

Selain Spanyol, ada juga investor dari China yang ingin membeli bibit kelor sepuluh ribu ton, tetapi pihaknya belum dapat memenuhi permintaan karena produksi masih terbatas.

"Kalau Spanyol minta supaya tanaman kelor tidak menggunakan pupuk organik. Kita memang menanam tidak menggunakan pupuk, dan mereka sudah melihat langsung di lapangan," ungkapnya.

Dia mengakui, sebagai penggagas tanaman kelor di Provinsi NTT, selalu ditanya soal pemasaran, tetapi dirinya selalu mengatakan, tidak ada masalah dengan pemasaran.

"Berapapun hasil produksi petani, Korem 161/Wirasakti selalu siap membeli untuk diolah lebih lanjut dan dipasarkan ke luar negeri," ujar Brigjen TNI Achmad Yulianto.

Karena itu, masyarakat tidak perlu kuatir mengembangkan kelor karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Daun kelor basa bisa dijual dengan harga Rp 3.000/kg, kering Rp 35 ribu/kg dan setelah di proses menjadi tepung akan dijual dengan harga Rp 65 ribu/kg.

Menurut dia, daun dan buah dari tanaman kelor ini bisa juga di ekspor ke Jerman, Amerika dan juga Prancis. Mengenai manfaat dari tanaman kelor, dia mengatakan, manfaat tanaman ini tidak hanya daun, tetapi bunga maupun buah kelor yang dapat memberikan manfaat bagi penyembuhan berbagai jenis penyakit.

"Kelor ini memiliki manfaat yang luar biasa. Biji, bunga dan daun kelor ini bisa menyembuhkan lebih dari 300 jenis penyakit," tuturnya.

Karena itu, dia mengajak seluruh masyarakat daerah itu untuk mengembangkan tanaman ini pada area pertanian, perkebunan ataupun lahan kosong. Pihaknya akan membeli daun, bunga maupun biji kelor dari para petani dengan harga yang pantas.

Dia mengatakan, saat ini Korem 161/Wira Sakti bersama jajarannya gencar mengembangkan tanaman kelor di berbagai lokasi di provinsi kepulauan NTT. Salah satu kabupaten yang paling menonjol saat ini adalah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sebuah wilayah yang berbatasan darat dengan negara Timor Leste yang sudah menanam pohon kelor di atas lahan seluas 125 hektare.
by site

0 komentar:

Posting Komentar