Jumat, 19 Desember 2014

8 Pertanyaan yang Tak Boleh Kamu Lontarkan Ke Pacarmu

Siapa yang bilang pacaran itu gampang? Gak pernah ada jaminan hubungan kalian bisa selalu berjalan tanpa hambatan. Ada saat-saat di mana kalian akan lebih mementingkan ego masing-masing dan lupa berkompromi, hingga yang tersisa adalah perang mulut di mana kalian akan saling menyakiti.
Setelah mengetahui pertanyaan apa aja yang harus ditanyakan pada pacarmu, kini kamu harus tahu bahwa ada juga pertanyaan yang gak boleh kamu layangkan pada pacarmu, bahkan pada saat perang mulut. Demi menjaga perasaannya serta keharmonisan hubungan kalian sendiri.

1. “Apa sih yang salah sama kamu? Kenapa kamu selalu kayak gini?”


Mungkin dia pacar yang ingin menunjukkan kalau dia perhatian, hingga mengirimimu pesan Whatsapp tiap 9 menit sekali. Dia pun akan segera menelepon jika kamu gak membalas. Tapi sayangnya kamu risih. Bukan merasa diperhatikan, kamu merasa diawasi. Akhirnya melayang pertanyaan “Kenapa sih ganggu mulu? Curigaan amat, apa yang gak beres sih sama kamu?” 
Mungkin maksudmu adalah benar-benar ingin tahu apa ada yang salah dengan dirinya. Namun, pesan yang akan ditangkap pacarmu adalah kamu memvonis bahwa ada yang salah dengan dirinya. Jelas itu menyakitkan untuk didengar dari orang yang dipanggilnya pacar.
Daripada menyerang kebiasaannya dengan menyatakan apa yang membuatmu kesal, alangkah baiknya jika kamu menjelaskan apa yang kamu suka dan bagaimana perasaanmu jika hal itu dia lakukan. Cobalah untuk kreatif dalam menyusun kata agar apa yang kamu mau (dan apa yang gak kamu mau) bisa dimengerti oleh pasanganmu.
“Sayang, kita ngobrol via Whatsapp-nya sore aja ya. Aku tahu kamu perhatian, tapi aku akan merasa lebih diperhatikan lagi kalau kamu mau ngerti kesibukanku.” 
Bukankah itu terdengar manis?


2. “Gara-gara kamu, sih. Kamu nggak mau dengar aku.”



Punya pacar itu asik. Tahu apa yang gak asik? Menyalahkan pacar. Meskipun dia membuat kekeliruan, menunjuk jari ke arahnya akan menciptakan suasana nelangsa dan perasaan benci. Ia akan merasa gak dipercaya, sementara kamu sengaja menjauh.
Sifat seseorang yang baru saja disalahkan habis-habisan akan berubah. Bisa secara drastis, bisa juga pelan-pelan. Dia bisa berubah karena terpuruk atau malah gak enakan sama kamu. Mungkin saja perubahannya positif, tapi lebih mungkin lagi perubahan itu negatif.
Daripada menyalahkan pacar, sebaiknya alihkan fokusmu untuk mencari solusi dari permasalahan. Apa yang sudah terjadi gak bisa diulang, yang bisa kamu lakukan adalah mengajaknya bersama-sama memperbaiki atau mencari jalan keluar agar akibat dari kekhilafannya bisa jadi minimal. Dengan ini hubungan kalian jadi makin erat — sementara, ingat, menyalahkan dia akan membuat dia menjauh.


3. “Kamu kok annoying banget, sih?”



Kok kamu gak berterimakasih banget sih?
Kenapa kamu pemalas banget, deh?
Kenapa sih kamu egois banget?
Kalau kamu kesal sama pacar, jangan sekali-kali menyudutkan kepribadiannya. Kepribadian atau karakternyalah yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Menyayangi dirinya berarti menghargai kepribadian dia pula.
Kalau kamu ingin hubungan kalian berhasil, mulailah berbicara tanpa menggunakan kekerasan verbal. Kuncinya terletak pada keterbukaan, kejujuran, dan kesiapan menerima dengan tulus.
Coba deh jangan begadang terus. Kalau bisa tidur yang cukup, besok pagi kamu bakal lebih berenergi dan bisa ngelakuin banyak hal.


4. “Kenapa sih kamu gak coba jadi lebih baik lagi?”



 “Kok kamu gak berubah-berubah, sih? Masih gini aja, kenapa kamu gak bisa jadi lebih baik?”
Pertanyaan di atas juga merupakan salah satu contoh penyerangan terhadap kepribadian pacar. Parahnya lagi, kamu terindikasi untuk menuntutnya berubah total dari siapa dirinya sekarang. Padahal jika kamu sudah bersama dia sekarang, berarti kamu harus menerima dia seutuhnya. Tak seharusnya kamu menyayangi dia hanya ketika perangainya baik. Harap diingat, kamu gak lebih baik dari dia — kalian setara. Kesetaraan itulah asal kesepakatan kalian untuk membangun hubungan romantis.
Kamu gak bisa serta-merta mengubah perangai pacarmu, yang bisa kamu lakukan adalah mengutarakan apa yang sebaiknya dia lakukan dan sampaikan keuntungannya bagi dirinya dan bagi hubungan kalian. Ekspresikan maksud kamu dengan jelas tanpa sikap menyalahkan, kritikan tajam, atau tuntutan. Ketika dia balik bicara padamu, dengar dengan sesama dan terimalah alasannya. Pola komunikasi yang terbuka dan jujur semacam ini justru akan membawa hubungan kamu dan pacar ke arah yang lebih baik.


5. “Woles dong! Santai dikit apa susahnya, sih?”



Kalau pacar kamu lagi gelap mata atau sedang berada pada mode ‘senggol-bacok’, dia gak bisa menenangkan dirinya dengan mudah. Kamu juga gak bisa memerintahnya untuk tenang seenaknya karena jika emang ada yang membuatnya terganggu pasti dia akan stress dan tegang, kalau gak ada udah pasti dia akan duduk tenang bersamamu. Ada berjuta alasan yang bisa menyebabkan pacar kamu kalut (salah satunya kamu sendiri) walaupun dengan tenang suasana akan membaik, memintanya untuk tenang saat keadaan panas barangkali bukan pilihan yang bijak. Bisa-bisa malah kamu yang kena batunya.
Untuk masalah yang rumit seperti ini — terutama kalau pacarmu kalut — yang bisa kamu lakukan untuk membantunya tenang adalah mencoba memahami bahwa dia sedang terkena masalah. Cobalah mencari tahu apa masalahnya, bukan memerintahnya untuk duduk dan diam seolah dia hewan peliharaan. Ketika dia sudah mau terbuka dengan masalah yang ia hadapi, kamu bisa masuk dan membantunya.


6. “Kok kamu ngomong gitu, sih? Kamu mau mutusin aku?”



“Kamu mau mutusin aku?” adalah pertanyaan yang gak sepatutnya ditanyakan karena justru mengancam hubungan kalian yang sebelumnya aman-aman aja. Kamu tahu pertanyaan ini gak perlu ditanyakan namun masih saja meluncur dari bibirmu. Seringkali kamu menganggap pertanyaan tersebut akan membawa kejelasan terhadap hubungan kalian, tapi jauh di dalam hati kamu tahu bahwa pertanyaan tersebut akan memanaskan suasana.
Jika kamu emang ingin putus, bilang saja terus terang. Jangan memancing suasana panas hingga dia yang mutusin kamu sehingga kamu bisa berlagak menjadi korban. Apabila kamu gak ingin hubungan kalian berakhir, kamu harus menghapus pertanyaan bernada mengancam seperti di atas. Ambil waktu sejenak hingga suasana panas mereda lalu tanyakan:
“Apa yang kamu rasain sekarang? Apa yang kamu inginkan dari hubungan kita?”
Jika dia memang ingin putus, dia bakal bilang, kok. Kalau ternyata kalian gak putus, kini kalian punya kejelasan ke arah mana hubungan ini berjalan.


7. “Ah, yang bener? Kok aku nggak percaya, ya?”



” Apa kamu udah mengatakan yang sejujurnya? Kenapa aku gak yakin, ya?”
Walaupun kamu gak bilang langsung seperti itu, pacar kamu tahu kalau kamu lagi menuduh dia lagi berbohong. Pertanyaan semacam di atas bikin pacar kamu segera menjadi defensif. Akibatnya, apapun yang ia sampaikan jadi semakin terdengar seperti kebohongan di telinga kamu.
Dalam hubungan yang posesif dan penuh rasa cemburu, pertanyaan semacam ini bakal sering muncul. Padahal cara mengatasinya cukup sederhana. Kalau kamu percaya sama dia, tutup mulutmu dan jangan mempertanyakan keputusan atau gerak-geriknya. Kalau kamu memang susah percaya karena dia pernah bohong di masa lalu, tenang aja. Kebohongan gak akan selamanya bisa dipertahankan. Cepat atau lambat toh kamu akan tahu yang sebenarnya.


 8. “Beneran kamu mau sama aku? Gak nyesel?”



“Gak nyesel pacaran sama aku?”
Barangkali kamu bertanya dengan maksud yang baik. Kamu ingin mendengar keyakinannya saat berada di sampingmu. Dan yang lebih penting lagi, kamu ingin merasa yakin bahwa dialah orang yang selama ini kamu cari.
Memberi dan menerima pujian dari pacar adalah tanda hubungan yang sehat, akan tetapi masing-masing individu harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk menghargai diri sendiri. Respek terhadap diri sendiri dan sikap percaya diri itu penting untuk meyakinkan kamu bahwa kamu pantas untuknya dan dia pantas untukmu.
Daripada setiap hari mempertanyakan besarnya cinta si pacar untuk dirimu, mengapa bukan kamu aja yang tiap hari menyatakan betapa cintanya kamu pada dia? Menyatakan ” Aku cinta kamu” secara langsung secara rutin tiap hari dan menegaskan bahwa kamu selalu tertarik padanya akan menjadi kunci dari hubungan yang memuaskan.

Pada akhirnya, kompromi adalah kata kuncinya. Kamu harus tahu kelebihan dan juga kekurangan pasanagnmu dan mengingatkan dirimu, bahwa kamu sendiri gak sempurna. Dan yang paling menantang adalah bagaimana cara kamu membuat dirimu sendiri nyaman — tanpa harus menuntut dan mendikte pacar kamu.

0 komentar:

Posting Komentar