Ada beberapa orang yang menanyakan saya soal Perlukah Saya Mengambil S3. Setelah saya jawab
satu persatu ternyata pertanyaannya berulang. Untuk itu saya coba
tuliskan di sini saja ya. Apa yang saya tuliskan ini adalah opini
pribadi saya saat ini. Sayangnya mungkin opini ini bertentangan dengan
beberapa pihak (dan juga keinginan saya sendiri). Saya tuliskan apa
adanya.
Pertama, perlu tidaknya S3. Menurut saya jika Anda berencana untuk
menjadi dosen atau peneliti (researcher), maka nampaknya S3 merupakan
sesuatu yang pantas untuk dikejar. Selain dari itu menurut saya tidak
perlu S3. S3 hanya menghabiskan waktu yang bisa Anda gunakan untuk hal
yang lain (karir, menghasilkan produk, pengalaman, dan lain-lain).
Katakanlah memang Anda memang sudah ingin S3, ke mana sebaiknya?
Untuk pertanyaan ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, S3 itu membutuhkan kemandirian dan lingkungan yang mendukung S3
kita. Yang pertama adalah adanya promotor yang mendukung. Lupakan hal
yang lain jika ini tidak terpenuhi. Hidup Anda akan susah dengan
promotor yang tidak mendukung dan bahkan merongrong. Di Indonesia ada
banyak promotor yang sulit ditemui. Ini menjadi masalah.
Hal berikutnya adalah keberadaan infrastruktur dan lingkungan yang
mendukung. Kalau dahulu, sebelum jaman internet, keberadaan perpustakaan
sangat penting. Itulah sebabnya akan sangat susah S3 di Indonesia yang
perpustakaannya kurang baik. Untuk penelitian yang membutuhkan
peralatan, pastikan tempat yang dituju memiliki peralatan tersebut.
Perlukah Saya Mengambil S3
Di karenakan hal yang di atas, maka saya biasanya menyarankan
mahasiswa untuk mengambil S3 di luar negeri. Sayang sekali memang – SDM
Indonesia lari ke luar negeri. Apa boleh buat. Daripada saya
menjerumuskan Anda? Kemudian Anda “terpenjara” dengan S3 Anda yang di
Indonesia?
Hal lain yang penting juga adalah “network” dengan sesama peneliti.
Lagi-lagi hal ini lebih menguntungkan Anda jika Anda berada di luar
negeri yang memiliki banyak peneliti. Ini merupakan hal yang penting
karena ketika mengerjaan S3 Anda membutuhkan teman untuk berdiskusi.
Seriously.
S3 di luar negeri juga memberikan wawasan tentang hidup di negara
lain. Ini dapat membuka mata kita tentang bagaimana kehidupan yang lebih
baik. Pengalaman baik bisa dibawa pulang. Tentu saja yang buruk
ditinggalkan.
Namun ada kalanya Anda terpaksa mengambil S3 di Indonesia, seperti
misalnya Anda harus mengajar dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan
mengajar. Atau Anda memiliki keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. Nah
untuk hal seperti ini terpaksa Anda melakukan S3 di Indonesia. Hanya
saja perlu saya wanti-wanti siapkan mental. S3 mungkin 10 atau 100 kali
lebih susah dari S1 atau S2. Siapkah Anda (dan keluarga)?
Perlukah Saya Mengambil S3?